Ibu mana yang sanggup pisah dari anaknya dalam waktu lama. Hanya sehari saja tak bertemu, rasa khawatir dan was-was pasti akan melanda hati seorang ibu.
Namun betapa tabahnya seorang ibu di Wonogiri, Jawa Tengah, yang kini telah berusia senja.
Selama 35 tahun, ia terpisah dari anaknya dan tak pernah tahu bagaimana kabar sang buah hati.
Mungkin karena campur tangan dari Tuhan, ibu-anak itu dapat bertemu kembali dalam keadaan keduanya masih hidup.
Suasana pertemuan mereka kembali setelah puluhan tahun terpisah benar-benar sangat mengharukan.
Ini terlihat dari video yang dibagikan akun Facebook Uskub Muzamil, Selasa (5/9/2017).
Terlihat, wanita tua berkebaya hijau itu menangis tersedu-sedu di pelukan anaknya.
Ia seolah tak percaya tetapi sangat bersyukur karena anaknya masih hidup.
Ia hampir saja ambruk karena saking bahagianya.
Di antara tangisnya, wanita itu terdengar beberapa kali mengucapkan kalimat "yung anakku iseh urip", artinya ibu anakku masih hidup.
Dikutip dari postingan Uskub, pria bernama Paidi itu merantau ke Bengkulu bersama tetangganya.
Namun, Paidi justru terpisah dan tak tahu di mana rimbanya.
Padahal, tetangga yang merantau bersama Paidi sudah pulang.
Tak dinyana, setelah puluhan tahun tak ada kabar, Paidi bisa bertemu lagi dengan ibunya.
Begini Awal Pertemuannya
Begini awal mula pertemuan Paidi dan ibunya setelah 35 tahun terpisah menurut Uskub.
"# Antara Bengkulu wonogiri #
Kutatapi wajah ibu itu yg merindukan putranya yg sudah 35 tahun terpisah.
Robbiii.....
Putar dengan volume yg besar dan dengarkan apa kata kata yg keluar dari mulut seorang ibu......
5-9-2017
NB:
Kemaren waktu ke jawa dakwah di bln agustus , Saya butuh tenaga kerja untuk ke kebun , saya nyuruh temen di bengkulu nyarikan tenaga kerja tuk bikin pagar kebun. Sepulangnya saya dr acara dakwah di pacitan dll , pergilah aku menuju kebun melihat pekerja ku yg baru yg blm pernah aku jumpai ini. Dan di sana aku tanya namanya pak paidi,asli wono giri,dan sudah sejak tahun 81 dia merantau ikut tetangganya org wonogiri.dan ketika kutanya sudak brp kali plg ke wono giri dia jawab blm pernah,dan ketika ku tanya gmn kbr ibu nya,betapa kagetnya saya dia bilang tidak tau,bahkan ibunya hidup atau matipun dia tidak tau. Seketika itu juga aku kaget dan bergeming dalam hati,seandainya ibu nya masih ada dan sehat betapa rindu dan berharap untuk bertemu dgn pak paidi ini.
Akhirnya seketika itu aku tanya sama pak paidi alamat rumah nya ,dan pak paidi menyebutkan desa puloharjo kec eromako wonogori dan data keluarga. Bermodalkan ini,hari itu aku menelpon pak mamad jamaah majlis rosho pacitan yg memiliki percetakan dan persewaan tenda panggung yg kita gunakan panggungnya waktu milad ke 9 majlis rhoso. Saya mintak tolong kpd pak mamad untuk mencarikan secepat nya alamat keluarganya pak paidi di eromoko . Alkhamdulilah dalam waktu tiga hari keluarga pak paidi sudah di temukan dan saya pun di tlp oleh pihak kluarga dan betapa senangnya dan haru ketika kluarganya saya tanya klu beliau ibundanya pak paidi yg usianya udah mencapai -+ 100 tahun ini msh sehat dan selalu berdoa mintak usia panjang sebelum meninggalnya mintak di temukan dgn paidi ank nya.
Kemudian saya berusaha vidio caal pihak kluarganya pak paidi dan pak paidi ,saat itu pak paidi matanya berkaca kaca menatap wajah ibundanya yg dia sendiri tidak menyangka ibundanya masih ada. Begitupun ibundanya ketika itu menangis tersedu sedu histeris seakan tak percaya klu ank nya masih ada, karna selama ini dengan SDM nya pak paidi yg kurang tak bisa tulis baca sehingga dgn kondisi sebatangkara di bengkulu gak ada ngasih kabar ,sebaliknya pihak kluarga tak kurang kurang ikhtiar tanya kpd tetangganya yg dulu di ikutin merantaupun tak tau entah kmn perginya pak paidi bujang tanggung di tahun 1982 .
Walhasil tepat tgl 5 -9 2017 saya bersama pak paidi terbang dari bandara fatmawati bengkulu menuju bandara adisumarmo solo dengan niat mempertemukan pak paidi dengan keluarganya.
begitu cerpen nyata ini semoga manfaat...."
loading...
0 comments:
Post a Comment