Jerman bisa dikategorikan sebagai negara dengan peraih Hadiah Nobel terbanyak. Penduduk Jerman dikenal sebagai masyarakat yang teliti, tekun, pandai, disiplin, serta penuh percaya diri. Hal ini sebenarnya tak lepas dari sistem pendidikan yang diterapkan ketika anak berusia 0-6 tahun. Usia tersebut dipercaya sebagai masa emas tumbuh kembang seorang anak. Yuk kita intip bersama seperti apa sih sistem pendidikan di negara yang satu ini!
Sistem pendidikan di taman kanak-kanak
1. Bermain
Berbeda dengan TK di Asia, kelas TK di Jerman tidak dikelompokkan sesuai dengan umur anak. Tidak ada istilah TK kecil dan besar di negara ini. Setiap anak bebas masuk ke kelas mana saja dan berbaur dengan anak-anak dari berbagai kalangan umur.
Kegiatan anak-anak di sekolah TK Jerman tak lain dan tak bukan adalah bermain. Anak-anak boleh bermain apapun dan dengan siapaun yang mereka suka. Selain itu, anak-anak ini sering dibawa untuk mengunjungi berbagai macam tempat, seperti toko roti, kantor polisi, dan bahkan tempat pemakaman sekalipun!
Yang lebih unik lagi, pemerintah Jerman tidak memberikan target standar pendidikan yang harus dipenuhi. Para guru diberi wewenang penuh untuk membuat makalah sesuai dengan target pendidikan yang mereka buat sendiri.
2. Tidak ada pekerjaan rumah dan ujian
Setiap TK di Jerman tidak memberikan pekerjaan rumah dan ujian terhadap anak-anak. Orang Jerman yakin bahwa terlalu cepat memperkenalkan pendidikan intelektual terhadap anak dapat membunuh rasa suka dan keingintahuan anak terhadap berbagai macam hal.
3. Mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
Para guru TK di Jerman juga tak segan mengajak anak-anak untuk melakukan proyek yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti meletakkan beberapa alat elektronik tua yang telah rusak untuk dieksplore atau bahkan dibetulkan bersama-sama.
4. Adaptasi lingkungan sekolah
Sekolah TK di Jerman mengijinkan para ibu untuk menemani anaknya bersekolah selama 3-4 hari pertama masuk sekolah. Para ibu asik ngobrol di samping sambil memantau anak-anaknya berbaur dan bermain bersama. Di hari keempat, sebelum pulang ke rumah, para ibu akan memberitahu sang anak bahwa ibu tak dapat selalu ada di samping untuk menemani, sehingga sang anak punya persiapan batin sebelumnya. Di hari kelima, para ibu meninggalkan anaknya selama satu jam, sedangkan di hari keenam, para ibu meninggalkan anaknya selama tiga jam. Cara ini sangat bermanfaat mengurangi rasa takut dan trauma pada anak.
Sistem pendidikan di rumah
1. Mengembangkan sikap mandiri
Orang tua di Jerman mengembangkan sikap mandiri pada anak sejak kecil. Mereka membiarkan anak untuk makan sendiri tanpa disuapi, memilih apa yang mereka mau makan ataupun tidak, memutuskan sendiri apakah mereka masih mau makan atau hendak berhenti makan. Hal ini sangat berbeda dengan ibu-ibu Asia yang selalu ketakutan anaknya tidak kenyang sampai-sampai kejar-kejaran untuk memaksa sang anak makan.
2. Mengembangkan sikap tanggung jawab
Orang tua di Jerman tidak memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan. Anak-anak diharuskan untuk membereskan sendiri mainan yang mereka mainkan dan ketika mereka berbuat salah terhadap orang lain, orang tua di Jerman tidak akan mewakili anak untuk minta maaf. Dari hal-hal kecil ini, anak-anak dilatih untuk bertanggung jawab atas setiap hal yang mereka lakukan.
3. Mengembangkan sikap pantang menyerah
Di saat anak mengalami kegagalan, orang tua di Asia akan berkata,"Meskipun kamu gagal, yang penting kamu udah berusaha dengan maksimal.", sedangkan orang tua di Jerman akan mengatakan,"Kamu tidak gagal, hanya saja saat ini kamu masih belum berhasil." Satu kalimat ini membuat anak tumbuh dengan persepsi yang berbeda dan memberikan dampak yang berbeda pula.
4. Menghormati pilihan anak
Ketika anak memegang sebuah mainan, orang tua di Asia selalu menekankan untuk berbagi/memainkannya bersama dengan anak lain. Sedangkan orang tua di Jerman menganggap bahwa siapa yang lebih dulu mendapatkannya, ia berhak untuk main terlebih dahulu, anak-anak lain harus belajar untuk menunggu giliran. Ini adalah bentuk rasa hormat orang tua terhadap pilihan anak.
5. Mengembangkan rasa cinta membaca
Orang tua di Jerman tahu benar bahwa membaca adalah jendela kehidupan, oleh sebab itu mereka menanamkan rasa suka dan kebiasaan membaca sejak dini.
Sistem pendidikan di Jerman memang bertentangan dengan sistem pendidikan di Asia, beberapa diantaranya bahkan sangat bertolak belakang dengan budaya Asia. Namun kita harus mengakui bahwa sistem pendidikan tersebut telah berhasil menghasilkan masyarakat yang cerdas serta memiliki sikap mental yang baik.
Yang setuju, yuk bagikan artikel ini sebanyak-banyaknya!
Sumber: licaibao / Cerpen.co.id
loading...
0 comments:
Post a Comment